Dampak, Peluang COVID-19 pada Bisnis TI



Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan terus mengawasi dampak wabah COVID-19 terhadap kinerja industri pembiayaan di Indonesia. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo menghimbau agar pelaku industri keuangan melakukan penyesuaian operasional dengan meminimalkan interaksi antar orang tanpa mengurangi layanan.

“Kami juga menghimbau untuk tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan sejumlah orang baik internal dan atau eksternal dalam bentuk sosialisasi, rapat, dan events lainnya. Interaksi kiranya dilakukan melalui pemanfaatan sarana teknologi informasi,” jelasnya.

Sejauh pengamatan OJK, yang paling terkena dampak wabah virus Corona ini adalah sektor produktif yang dibiayai oleh perbankan. Komposisinya saat ini berkisar antara 28 hingga 30 persen, adapun sisanya 70 sampai 72 persen lebih kepada pembiayaan sektor konsumtif.

Selain itu, wabah ini diperkirakan juga berdampak pada sektor jasa keuangan lain khususnya bisnis di kawasan wisata. Meski begitu, lembaga pengawas keuangan tersebut masih melihat lebih dulu dampak korona terhadap beragam sektor lainnya seperti industri multifinance dan fintech lending.

Pengaruh Corona terhadap dunia secara umum telah sangat mengganggu banyak aktifitas termasuk beberapa nama besar dalam bidang teknologi seperti Facebook, Apple, Google, Microsoft, Twitter, Amazon :

Facebook
  • Membatalkan konferensi pengembang F8, yaitu acara terbesar perusahaan tahun ini di mana CEO Mark Zuckerberg henda berbagi mengenai pembaruan dunia tentang perkembangan dan tantangan Facebook yang kemudian diganti menjadi pertemuan lokal untuk pengembang dan acara daring (online).
  • Mengurangi karyawan yang ingin bepergian ke Cina.
  • Membatalkan KTT pemasaran yang dijadwalkan awal Maret, yang diperkirakan akan menarik 4.000 orang.
  • Memberikan WHO iklan gratis untuk memberikan informasi kesehatan.
  • Adanya keterlambatan produksi headset Oculus VR-nya.
  • Munculnya iklan yang terlarang yang menjanjikan penyembuhan coronavirus.
  • Mundur dari festival SXSW.
  • Diumumkan bahwa seorang kontraktor di kantornya di Seattle telah dinyatakan positif memiliki virus corona.
  • Dilaporkan menutup kantornya di Seattle hingga 9 Maret, dengan karyawan didorong untuk bekerja dari rumah setidaknya hingga 31 Maret.
  • Akan terus membayar pekerja per jam yang tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dari jarak jauh.

Apple
  • Mengumumkan bahwa mereka kehilangan pedoman pendapatan kuartalan karena efek dari coronavirus.
  • Untuk sementara waktu menutup semua 42 tokonya di Cina daratan, salah satu pasar terbesar dan terpentingnya adalah menutup kantor perusahaan dan pusat kontak di Cina.
  • Terpaksa mencari sumber alternatif untuk suku cadang setelah pemasok di Wuhan ditutup karena wabah di kota itu.
  • Toko ritel dilaporkan memperingatkan bahwa penggantian untuk iPhone yang rusak parah akan kekurangan pasokan dan terkendala.
  • Perjalanan karyawan ke d Italia, Cina dan Korea Selatan, dibatasi dan menutup toko ritel Apple di Italia.
  • Menarik diri dari festival SXSW.
  • Banyak pengecer Apple di New York City dilaporkan kehabisan perangkat iPhone 11 pada 6 Maret.

Google
  • Karyawan Google di area Seattle akan bekerja dari jarak jauh.
  • Menutup sementara semua kantornya di daratan Cina, Hong Kong dan Taiwan.
  • Perjalanan bisnis terbatas ke Cina dan Hong Kong.
  • Memberitahu karyawan dengan anggota keluarga dekat yang kembali dari Tiongkok untuk bekerja dari rumah selama setidaknya 14 hari.
  • Menjaga kantor-kantor Eropa tetap terbuka meskipun seorang karyawan di Zurich telah didiagnosis dengan coronavirus.
  • Membatalkan KTT Inisiatif Berita Google yang dijadwalkan pada akhir April di Sunnyvale, California.
  • Merubah tahunan konferensi cloud-nya, yang menarik 30.000 peserta tahun lalu, ke acara dengan format digital saja.
  • Akan terus membayar pekerja per jam yang tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dari jarak jauh.
  • Membatalkan konferensi pengembang I / O tahunannya, yang dijadwalkan akan berlangsung pada 12-14 Mei di Mountain View, California.
  • Google membatasi pengunjung ke kantornya di New York City dan San Francisco Bay Area, membatalkan semua wawancara kerja secara langsung dan memberi tahu karyawan Korea dan Jepang untuk bekerja dari rumah.

Microsoft
  • Merekomendasikan semua karyawan Seattle, area Puget Sound dan San Francisco Bay Area untuk melakukan pekerjaan mereka dari rumah hingga 25 Maret. Presiden perusahaan ini, Brad Smith juga mengatakan akan terus membayar pekerja kampusnya setiap jam berdasarkan upah reguler mereka bahkan jika jam kerja mereka berkurang.
  • Memperingatkan investor bahwa pendapatan di segmen bisnis yang mencakup sistem operasi Windows dan perangkat Surface mungkin akan kehilangan perkiraan keuntungan dari sebelumnya.

Twitter
  • Menarik diri dari acara SXSW, tempat CEO Jack Dorsey yang direncanakan akan memberikan pidato utama.
  • Membatalkan semua perjalanan bisnis dan acara tidak penting bagi karyawan.
  • Memerintahkan semua karyawan untuk mulai bekerja dari rumah.
  • Dorsey yang awalnya berencana untuk menghabiskan beberapa bulan di Afrika pada tahun 2020 tetapi mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan rancangan tersebut mengingat COVID-19.
  • Twitter mengkonfirmasi pada 6 Maret bahwa kantornya di Seattle telah ditutup untuk pembersihan mendalam setelah seorang karyawan dicurigai menderita COVID-19.
  • Akan terus membayar pekerja per jam yang tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dari jarak jauh.

Amazon
  • Menghapus lebih dari 1 juta daftar untuk barang-barang jualan yang mengklaim dapat menyembuhkan atau kebal terhadap virus corona yang dijual di situs online mereka.
  • Ribuan item dihapus dari pedagang yang menaikkan harga.
  • Seorang karyawan di kantor pusat Seattle telah dites positif untuk SARS-CoV-2 dan sekarang di karantina.
  • Memberitahu karyawan area Seattle untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan hingga akhir Maret.
  • Mundur dari festival SXSW.
dampak lain adalah munculnya peluang dalam bidang telkomunikasi ataupun operator, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, menyebut penyebaran Covid-19 telah mengubah perspektif dunia, misalnya muncul anjuran bekerja dari rumah, tentu akan memberikan dampak bagi perekonomian negara dan industri TIK Indonesia.

Namun jika dilihat dari sisi positif, Covid-19 juga membuka peluang bagi operator seluler karena peningkatan penggunaan internet, aplikasi, dan kecerdasan buatan untuk mempermudah kebutuhan manusia.

"Ada 3 hal yang bisa diterapkan dalam proses transformasi teknologi: Pertama, Visi dan Kepemimpinan yang bisa membawa potensi negatif dari teknologi menjadi positif. Kedua, adanya inovasi dan adopsi teknologi baru. Ketiga, perlu diterapkan dalam budaya dan transformasi organisasi,” ujar pengamat TIK tersebut.

Diingatkannya, tahun 2020 akan sangat menantang bagi industri TIK karena faktor disrupsi teknologi dan Covid-19.

"Disrupsi teknologi mengubah banyak hal dari sisi bisnis, kompetisi, adopsi dan inovasi teknologi, sampai kultur dan struktur organisasi perusahaan. Jumlah wisatawan akan menurun dan investasi asing juga. Bagaimana mau mikir investasi, kalau setiap negara mikir rakyatnya sendiri. Diperlukan visi dan kepemimpinan inovasi dan adopsi teknologi serta transformasi,” ujarnya.

Pengamat Telekomunikasi Kamilov Sagala mencatat setidaknya ada dua dampak langsung Covid-19 bagi pelaku TIK. Pertama adalah keterlambatan pasokan perangkat jaringan, dan juga dukungan teknis bagi solusi atau use case layanan baru terhambat akibat terbatasnya tenaga ahli dari vendor yang berasal dari negara terdampak Covid-19.

“Kemudian dampak terbesar bagi operator adalah potensi naiknya biaya belanja modal infrastruktur jaringan dan operasional maintenance untuk mempertahankan layanan 7x24. Karena itu perlu diberikan insentif bagi operator, misal penundaan implementasi validasi IMEI ponsel yang butuh investasi besar ,” kata Kamilov.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada menambahkan, merebaknya Covid-19 otomatis akan berdampak pada emiten dari sektor TIK tahun ini.

“Industri TIK sempat membaik tahun 2019 lalu, setelah pada 2018 terjadi penurunan kinerja emiten telekomunikasi. Lalu perang harga juga masih mewarnai industri ini, terlihat dari data yield yang semakin turun secara angka year per gigabyte. Tahun ini juga masih ada potensi yang menjanjikan di pertumbuhan konsumsi layanan data serta peningkatan smartphone yang semakin besar, perbankan, dan infrastruktur B2B,” ujar Reza.
namun ada beberapa dampak positif corona pada bidang bisnis teknlogi informasi. diantaranya adalah 

Industri game
Selama merebaknya virus corona membuat orang-orang di China terkurung di rumah. Satu industri yang diuntungkan dengan keadaan ini adalah developer game.
Berdasarkan indeks Baidu, pencarian keyword "game" mencapai rekor tertinggi sejak awal krisis terjadi. Volume yang dicari dari kata kunci itu melambung 60 persen di atas angka tertinggi mingguan sebelumnya. Bahkan, aplikasi terlaris yang paling banyak di-download adalah Game For Peace and Honor of Kings.
Aplikasi kebugaran
Salah satu langkah pertama yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penularan virus corona adalah penutupan tempat kebugaran atau gym di seluruh China. Hal ini meningkatkan jumlah penetrasi aplikasi kebugaran. Misalnya, aplikasi Keep berada di peringkat 260 di Apple App Store China sebelum Imlek. Kini, posisinya naik hingga peringkat 79, dan terus meningkat setiap hari.

Layanan kesehatan online
Secara alami, salah satu segmen yang terkena dampak positif adalah layanan kesehatan online. WeChat baru-baru ini menambahkan segmen kesehatan ke menu WeChat Wallet. Bagian kesehatan ini, mencakup kemampuan untuk melacak secara real-time data epidemi virus corona di setiap provinsi. Layanan ini juga memungkinkan pengguna untuk konsultasi online dengan dokter. Ahli virologi jadi yang paling dicari dalam momen ini, dilansir KrAsia.

E-commerce
App Annie menunjukkan bahwa dua dari lima aplikasi yang paling sering dipakai di China belakangan ini adalah aplikasi e-commerce. Dua aplikasi, Omall dan Haitunjia, mendapatkan peningkatan yang tinggi di Apple App Store. Omall melompat dari posisi 161 menjadi 2 pada kategori belanja di Apple App Store China. Hal itu terjadi dalam waktu kurang dari dua minggu. Sementara, Haitunjia naik dari posisi 23 mejadi 5 hanya dalam 12 hari.

referensi:
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4208667/dampak-covid-19-terhadap-beragam-sektor-masih-dipantau
https://idcloudhost.com/dampak-virus-corona-terhadap-raksasa-teknologi-di-silicon-valley/
https://www.liputan6.com/tekno/read/4203596/kata-para-pengamat-soal-dampak-covid-19-bagi-industri-tik
https://kumparan.com/kumparantech/ketika-wabah-virus-corona-jadi-berkah-untuk-bisnis-teknologi-1smWTm66Yeg
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200206174619-185-472348/virus-corona-bawa-untung-buat-operator-telekomunikasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ga Cuma di Indonesia, Warteg Sudah Mendunia

Makalah prasangka ,diskriminasi dan integrasi masyarakat

Perbedaan Menu Makan Siang Anak Sekolah di 11 Negara, Dijamin Bikin Ngiler!